Senin, 11 Agustus 2008

the 8th habit

The 8th Habit, Melampaui Efektifitas dan Menggapai Keagungan
Pengarang : Stephen R. Covey
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Dunia yang terus berubah dan munculnya tantangan di berbagai bidang menuntut kita untuk melakukan sesuatu yang lebih. Menjadi efektif saja tidak cukup, panggilan manusia lebih besar dari pada itu. Stephen R. Covey menggelar peta untuk mencapai sesuatu yang lebih itu. Dalam bukunya The 8th Habit, Melampaui Efektifitas dan Menggapai Keagungan, Covey mengajak kita untuk memperhatikan diri kita dan orang-orang di sekitar kita untuk melampaui efektivitas dan mencapai keagungan.
Stephen R. Covey melakukan lompatan konseptual yang besar sekali dan memperkenalkan berbagai gagasan dan praktik yang amat memengaruhi hidup kita. Kemampuan untuk memperoleh hasil di perusahaan besar merupakan keahlian langka, dan buku ini mengajarkan caranya. Bagi pemimpin yang mengharapkan pelaksanaan yang luar biasa, petunjuk dalam buku ini betul-betul tak ternilai. Buku ini berisi banyak teori yang menghantar kita pada dua tujuan di atas: mencapai efektivitas dan keagungan. Teori tersebut bukan hanya bersumber pada olahan budi atau berdasarkan penelitian kepustakaan (library research), tetapi juga berdasarkan fakta-fakta, sharing pengalaman.
Prinsip kepemimpinan pribadi maupun organisasi yang menjadi tema utama buku ini akan membebaskan kegeniusan kita, mengilhami komitmen yang mendalam dan pelayanan yang tulus yang akan membuat hidup kita sungguh-sungguh memuaskan. Buku ini juga memaparkan bagaimana cara mendaki puncak prestasi dan mencapai pemenuhan diri. Sebelumnya Covey sudah menyebutkan tujuh kebiasaan yang memberi pandangan bagaimana mencapai suatu keefektifan, yakni Menjadi proaktif, Memulai dengan tujuan Akhir, Mendahulukan yang Utama, Berpikir Menang-menang (win-win), Berusaha Memahami Baru kemudian Berusaha Dipahami, Bersinergi, dan Mengasah gergaji.
Kebiasaan yang ke delapan, the 8th Habit adalah Menemukan suara Anda dan mengilhami orang lain untuk menemukan suara mereka”. Kebiasaan yang ke delapan ini terdiri atas dua bagian tema. Bagian pertama, berbicara tentang “Menemukan suara Anda”. Di bagian ini dipaparkan perlunya mengenal diri, kemampuan dan potensi yang kita miliki, yakni anugerah bawaan sejak lahir. Covey menggunakan istilah “suara” untuk menyebutkan hal itu. Suara diekspresikan lewat visi, disiplin, gairah dan nurani. Untuk menemukan suaramu, kamu perlu melatih talenta alamimu. Jangan biarkan siapapun meyakinkan kamu bahwa kamu mempunyai talenta yang unik atau ekspresi talenta yang unik. Kamu harus menemukan hal itu. Bukankah mengelikan bahwa kamu memiliki sebuah talenta yang tidak kamu ketahui. Kamu harus menemukan apa yang secara absolut kamu cintai untuk kamu lakukan. Kamu harus menemukan ketertarikanmu. Kemudian, kamu harus mendengarkan suara batin yang meneguhkan kesadaranmu yang membisikkan kepadamu apa yang paling benar dan tepat bagimu.
Bagian kedua membahas topik “Mengilhami orang lain untuk menemukan suara mereka”. Di bagian ini disajikan tentang gerak kita setelah mengenal diri kita. Gerak ini ditunjukkan dengan melakukan empat peran berikut: Pertama, menjadi panutan, atau menyajikan keteladanan. Menjadi panutan menghasilkan kewibawaan moral pribadi. Kepercayaan kepada kita akan muncul karena kita layak dipercaya. Kedua, merintis jalan. Merintis jalan menciptakan keteraturan tanpa perlu memaksakannya. Merintis jalan akan menghasilkan kewibawaan moral visioner. Ketiga, menyelaraskan. Menyelaraskan struktur, sistem dan proses merupakan perwujudan dari upaya untuk memupuk organisasi dan semangat kepercayaan, visi dan pemberdayaan. Menyelaraskan menghasilkan kewibawaan moral yang dilembagakan. Keempat, memberdayakan. Hal ini merupakan buah dari dari ketiga peran yang lain. Peran ini membebaskan potensi manusia tanpa memerlukan motivasi eksternal. Memberdayakan akan menghasilkan kewibawaan moral budaya. Dengan melaksanakan peran tersebut kita sedang bergerak membantu orang lain menemukan suaranya.
Dengan menemukan suara dan memiliki kemampuan untuk menjalankan peran di atas, kita akan menemukan “panggilan jiwa kita”, hidup penuh kebanggaan dan gairah yang luar biasa. Kita juga akan mampu untuk mulai “mengilhami orang lain untuk menemukan “panggilan jiwa mereka”. Kemampuan yang kita miliki tersebut mesti dibimbing oleh 4 kecerdasan: fisik (PQ), mental (IQ), emosi (EQ), spiritual (SQ), di mana ketiga kecerdasan yang pertama tunduk kepada kecerdasan yang terakhir, yang sering disebut hati nurani. Dengan proses itu hidup ini penuh makna dan keagungan.
Kebiasan kedelapan memberi pola pikir dan perangkat keahlian untuk secara terus-menerus menggali potensi yang ada di dalam diri manusia. Ini adalah jenis kepemimpinan yang mengomunikasikan kepada orang-orang mengenai nilai diri dan potensi mereka secara amat jelas, sehingga mereka mulai bisa melihatnya sendiri di dalam diri mereka, lewat kata-kata dan peran.
Esensi dari kebiasaan ini adalah menemukan suara kita. Apa yang menjadi indikasi bahwa kita menemukan suara kita? Covey berpendapat: kamu menemukan suaramu ketika kamu dapat mengatakan bahwa engkau 100% terlibat dalam apa yang kamu lakukan dengan kehidupanmu, yaitu 100% melibatkan tubuhmu, pikiranmu, hati, spiritmu, dan digunakan dalam petualangan apapun dalam hidupmu. Idenya sederhana: apapun yang kamu lakukan sejak sekarang dengan hidupmu, tanyakanlah dirimu pertanyaan ini: apakah hal ini melayani tubuhku, pikiran, hati dan spiritku? Atau secara lebih mendetail kamu bisa menanyakan empat pertanyaan berikut kepada dirimu. Pertama, apakah hal ini (pekerjaan, yang kamu lakukan) melayani kebutuhan-kebutuhan tubuhmu: apakah hal itu membawa kehidupan yang baik, apakah hal itu memberi makan, atau memberikan pakaian bagimu dan juga keluargamu dan menyediakan rumah idaman bagimu? Kedua, apakah hal itu melayani kebutuhan mentalmu: apakah kamu melihat hal itu memberi stimulus (rangsangan), menarik hati dan menantang? Ketiga, apakah hal itu memenuhi kebutuhan emosionalmu: apakah kamu mencintainya dan bergairah dengannya? Keempat, apakah hal itu memenuhi kebutuhan spiritualmu: apakah kamu percaya bahwa itu merupakan hal yang benar bagimu dan untuk kamu lakukan dengan hidupmu? Jika kamu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jawaban “YA”, maka dapat dikatakan bahwa kamu telah menemukan suaramu.
Covey mengatakan bahwa dalam realitas bisnis sekarang banyak orang tidak menemukan suaranya dan bahkan mereka kehilangan suaranya. Akibatnya orang pergi bekerja hanya untuk memperoleh uang, yakni melayani tubuh mereka, tetapi tidak sungguh melibatkan kreativitas, talenta dan inteligensi dalam pekerjaan mereka. Atau barangkali pekerjaan itu lebih dari pada melayani kebutuhan tubuhmu: barangkali juga hal itu secara mental (psikis) merangsang kamu, tetapi jika kamu memenangi lotere mungkin kamu dengan segera berhenti karena bukan hal itu yang kamu inginkan yang sebenarnya. Barangkali menjadi impian yang sangat sulit: mempunyai sebuah pekerjaan yang menghasilkan uang, yang sungguh menggairahkan dan menyukainya, tetapi itu masih tidak pantas untuk dilakukan.
Ketika kamu telah menemukan suaramu, kamu dapat mulai menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama, yang merupakan bagian kedua dari kebiasaan ini. Pemimpin yang besar selalu menginspirasikan kita untuk menemukan diri kita sendiri-menemukan suara kita dan menemukan suara organisasi kita yang merupakan esensi dari keagungan. Orang dan organisasi yang telah menemukan suara mereka akan berkembang menjadi besar. Saya harap Anda meluangkan waktu untuk menemukan keagunganmu milikmu.

Tidak ada komentar: